Bagaimana Sains Tanpa Etika, Menuju Kemajuan atau Kehancuran?

- 18 Juni 2024, 20:40 WIB
Ilustrasi Hakikat Ilmu Sains
Ilustrasi Hakikat Ilmu Sains /pixabay/

JURNAL SOREANG - Perkembangan sains yang pesat bagaikan pisau bermata dua. Di satu sisi, ia membawa kemajuan yang tak terbayangkan dalam berbagai bidang, dari kesehatan hingga teknologi.

Baca Juga: Perbedaan Pengelolaan dan Risiko Tekanan Darah Antara Pria dan Wanita

Di sisi lain, ia juga membuka pintu bagi dilema etika yang kompleks dan membingungkan.

Tanpa etika yang kokoh sebagai kompas, sains berisiko terjerumus ke jurang kehancuran. Bayangkan saja jika penelitian ilmiah dilakukan tanpa mempertimbangkan dampak moralnya.

Kloning manusia, rekayasa genetika yang tak terkendali, atau pengembangan senjata pemusnah massal hanyalah beberapa contoh dari potensi bencana yang bisa terjadi.

Etika bagaikan rem bagi kereta sains yang melaju kencang. Ia memastikan bahwa kemajuan yang dihasilkan bermanfaat bagi umat manusia dan tidak menimbulkan konsekuensi negatif.

Baca Juga: Usai Idul Adha, Cek Sisa Tanggal Merah di 2024, Bakal Ada Long Weekend Lagi?

Etika membantu kita menentukan batas-batas yang boleh dan tidak boleh dilanggar dalam penelitian ilmiah.

Contohnya dalam bidang kedokteran. Etika memandu para dokter dan peneliti dalam melakukan pengobatan dan penelitian dengan menghormati hak pasien dan menjaga keselamatan mereka.

Baca Juga: Hal yang Harus Diketahui Mengenai Hipertensi Esensial dan Perbedaan Gender

Halaman:

Editor: Agung Ismawan

Sumber: Sciencedirect.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah