Baca Juga: Presiden Jokowi Shalat Jumat di Masjid Abdullah bin Abbas Kabupaten Kampar, Begini Pesan Khatib
Kegiatannya meliputi pengembangan strategi Keberlanjutan organisasi berupa penyusan konsep pemajuan organisasi dan seni longser dalam kurun waktu 3 tahun ke depan.
Selain itu implementasi rencana jangka pendek berupa pengadaan gamelan, kamera, printer dan komputer, program publik berupa pelatihan dan pertunjukan seni longser, kolaborasi antar Institusi Kebudayaan berupa kerjasama dengan pelaku budaya, komunitas, sekolah seni dan perguruan tinggi dalam bentuk residensi/pemagangan di YKBM.
"Ada juga program peningkatan kapasitas berupa pelatihan, workshop, dan diskusi tentang videografi, editing, pengelolaan webset (media sosial) dan tata kelola organisasi bagi sumber daya manusia atau pengelola YKBM,” jelasnya.
Pertunjukan longser Pendekar Gunung Bohong menurut Hermana merupakan ajang evaluasi bagi peserta pelatihan seni longser di YKBM. Meraka didorong mempresentasikan kemampuan dirinya dihadapan publik sekaligus memberi hiburan, edukasi pada penonton dan mengukur penguasaan skill dalam bermain seni longser.
“Terlepas apakah pertunjukan mereka berkualitas atau tidak, saya selaku pegaiat seni longser merasa bangga pada mereka yang terlibat. Ternyata diera yang serba digital dan di tengah gempuran budaya asing yang kian masif, masih banyak anak muda yang mau mendalami seni tradisional khusunya seni longser.
"Sebenarnya mereka kaum milenial bukan tidak suka pada budaya warisan leluhur, tapi permasalahanya karena tidak banyak orang yang mau mengajak mereka untuk mengenali lebih dalam dan membuka pola pikirnya bahwa budaya lokal bagian penting dari kehidupan mereka,” ungkapnya.
Baca Juga: Ibu Iriana Panen Mutiara dan Tinjau UMKM di Balai Perikanan Budidaya Laut Lombok