Sementara itu, Prof. Dr. Zainal A Rengifurwarin, MSI dari Ambon, menggarisbawahi tentang sulitnya para dosen di Indonesia bagian timur dalam mengakses informasi dari Kemendikbudristek yang berkaitan dengan kepangkatan guru besar. Menurutnyam haringan internet menjadi kendala utama.
Dia berharap, pemerintah untuk memperbaiki secara serius perihal akses ini. “Kami sedang melakukan upload-upload persyaratan, tiba-tiba mati. Ini sangat menyulitkan bagi kami,” ujarnya.
Prof Zainal juga dengan nada keras mengecam cara-cara pemberian gelar guru besra kepada kepada para pihak yang dilakukan dengan jalan pintas.
Menurutnya, jabatan guru besar yang diperjuangkan para dosen itu sangat “berdarah-darah” sedangkan pihak lain dengan mudahnya mendapatkan gelar serupa.
“Ini sangat tidak adil, kami mengharapkan keadilan. Jadi stop, jangan berikan lagi gelar profesor secara serampangan kepada orang-orang yang tidak berjuang untuk itu,” pungkasnya. ***