Dirjen Kiki melanjutkan, kerja sama ini sangat penting untuk memastikan lulusan vokasi memiliki keterampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan kebutuhan industri. Kolaborasi ini tidak hanya menguntungkan bagi satuan pendidikan vokasi, tetapi juga memberi dampak positif bagi industri.
Menurutnya, keberlanjutan pertumbuhan industri tidak hanya bergantung pada faktor ekonomi semata, tetapi juga pada ketersediaan tenaga kerja yang berkualitas.
“Dengan memastikan bahwa lulusan vokasi memiliki keterampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan kebutuhan industri, maka kita dapat memastikan kelangsungan dan kemajuan industri Indonesia di masa depan,” imbuhnya.
Selanjutnya, ia berharap, sinergi yang kuat antara pendidikan vokasi dan dunia industri ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan memperkuat posisi Indonesia dalam kancah global.
Plt. Direktur Kemitraan dan Penyelarasan DUDI, Uuf Brajawidagda, mengatakan bahwa PKS kali ini merupakan tindak lanjut dari Webinar FKS Inspire (Indonesia Skilled Professional Resource) yang diselenggarakan beberapa waktu lalu. “Dari 99 SMK yang terlibat saat itu, FKS telah memilih 16 SMK yang akan berkolaborasi untuk tahap pertama,” jelasnya.
Kerja sama tersebut, lanjut Uuf, akan melingkupi pada penyelarasan kurikulum berbasis industri, peningkatan kompetensi bagi pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik, penyediaan guru tamu dari industri.
Baca Juga: Begini Upaya Kemendikbudristek Dalam Menciptakan Sehat Jiwa dan Sehat Lingkungan Bagi Peserta Didik
Selain itu, pengembangan dan pemanfaatan sarana dan prasarana, sertifikasi kompetensi bagi pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik, magang, dan rekrutmen lulusan. Selain itu, kerja sama lainnya adalah dalam pemberian beasiswa, donasi dalam bentuk peralatan laboratorium, atau dalam bentuk lainnya.