JURNAL SOREANG - Penderita obesitas dapat meningkatkan risiko terkena asma melalui beberapa mekanisme yang kompleks.
Berikut adalah beberapa cara di mana obesitas dapat berkontribusi pada peningkatan risiko asma.
- Peradangan
Obesitas dapat menyebabkan peradangan kronis dalam tubuh. Lemak tubuh yang berlebih, terutama di sekitar organ dalam, dapat melepaskan senyawa inflamasi yang memicu peradangan sistemik.
Baca Juga: Obesitas dan Kesehatan Paru Paru: Mengatasi Sleep Apnea dan Asma
Peradangan ini juga dapat mempengaruhi saluran napas dan menyebabkan hiperresponsifitas bronkus, yang merupakan karakteristik utama dari asma.
- Tekanan pada Paru Paru
Seseorang yang mengalami obesitas cenderung memiliki tekanan ekstra pada paru parunya.
Hal tersebut karena lemak yang menumpuk di sekitar dada dan perut.
Tekanan ini dapat membatasi kapasitas paru paru dan mempengaruhi fungsi pernapasan secara keseluruhan, meningkatkan risiko terjadinya gejala asma.
- Hormon dan Metabolisme
Obesitas juga dapat mempengaruhi produksi hormon dan metabolisme tubuh.
Perubahan hormonal yang terjadi pada individu obesitas dapat mempengaruhi respons sistem kekebalan tubuh dan merangsang peradangan dalam tubuh, yang dapat memperburuk gejala asma.
- Respons Terhadap Pengobatan
Studi menunjukkan bahwa individu yang mengalami obesitas mungkin memiliki respons yang lebih rendah terhadap pengobatan asma.
Obesitas dapat mempengaruhi efektivitas obat-obatan asma, sehingga mengakibatkan pengendalian yang kurang optimal terhadap kondisi tersebut.
Dengan demikian, obesitas dapat meningkatkan risiko terkena asma melalui berbagai mekanisme yang kompleks, termasuk peradangan, tekanan pada paru-paru, perubahan hormonal, dan respons terhadap pengobatan.
Penting bagi seseorang yang mengalami obesitas untuk menjaga berat badan yang sehat, mengadopsi gaya hidup sehat, dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk mengelola risiko asma secara optimal.***