Selain itu, dunia usaha dan bisnis di Indonesia yang makin kompetitif juga turut berkontribusi dalam peningkatan peringkat daya saing Indonesia.
“Di sisi efisiensi bisnis, kita melihat ketersediaan tenaga kerja, jumlah dan _skill_ yang memadai ini menyebabkan kita di level kedua, juga efektivitas manajemen perusahaan,” lanjut Presiden.
Untuk itu, Kepala Negara mengingatkan seluruh jajarannya untuk tetap mencermati kondisi global maupun nasional.
Kedua hal tersebut diyakini Presiden dapat berpengaruh terhadap penurunan peringkat daya saing Indonesia.
“Artinya apa? Stabilitas politik itu penting, artinya stabilitas mata uang itu penting, artinya peningkatan produktivitas itu penting,” imbuhnya.
Meski peringkat meningkat, Presiden Jokowi meminta seluruh pihak untuk memperhatikan dua aspek penting yang dinilai masih lemah yaitu kesehatan dan pendidikan.
Menurutnya, dua aspek tersebut harus diperbaiki agar daya saing Indonesia meningkat.