Begini Upaya Kemendikbudristek Dalam Menciptakan Sehat Jiwa dan Sehat Lingkungan Bagi Peserta Didik

1 Juni 2024, 09:15 WIB
Kemendikbudristek terus berupaya meningkatkan status kesehatan peserta didik melalui program Gerakan Sekolah Sehat (GSS) di lingkungan sekolah. /Kemendikbudristek/

 JURNAL SOREANG - Kemendikbudristek terus berupaya meningkatkan status kesehatan peserta didik melalui program Gerakan Sekolah Sehat (GSS) di lingkungan sekolah.

Pada tahun ini, fokus GSS diperluas dengan menambahkan aspek Sehat Jiwa dan Sehat Lingkungan, melengkapi tiga fokus sehat yang sudah ada sebelumnya.

Dengan demikian, maka pada tahun 2024 fokus GSS meliputi 5 sehat, yaitu Sehat Bergizi, Sehat Fisik, Sehat Imunisasi, Sehat Jiwa, dan Sehat Lingkungan.

 

Salah satu rangkaian acara Gebyar GSS 2024 adalah sesi gelar wicara inspiratif yang secara khusus membahas perubahan iklim dan kesehatan mental remaja.

Gelar wicara ini bertujuan memberikan wawasan berharga serta solusi praktis untuk meningkatkan kualitas hidup peserta didik secara menyeluruh.

Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim, menekankan pentingnya pemahaman tentang kesehatan mental bagi remaja dan menyatakan bahwa topik ini sangat relevan untuk dibahas dalam konteks GSS.

Baca Juga: Ketika Suasana Lippo Plaza, Lubuk Linggau, Langsung 'Pecah' Saat Tiba-tiba Presiden Jokowi dan Menteri Datang

“Saya sangat senang melihat topik kesehatan mental di kalangan remaja diangkat dalam acara ini, karena isu tersebut sudah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan,” ujarnya.

Menteri Nadiem menambahkan, di era kehidupan remaja saat ini, pengaruh media sosial adalah hal yang tidak dapat dihindari.

Oleh karena itu, para peserta didik yang notabene dalam usia remaja perlu memperhatikan cara yang bijak dalam bermedia sosial.

"Hal yang perlu diingat adalah bahwa apa yang ditampilkan di media sosial bukanlah representasi nyata dari kehidupan yang sebenarnya. Konten yang kita lihat hanyalah sisi terbaik yang dipilih untuk ditampilkan, dan tidak mencerminkan keseluruhan realitas yang ada," pungkasnya.

 

Gelar Wicara menghadirkan para narasumber yang ahli di bidang Lingkungan dan Kesehatan jiwa. Salah satunya adalah Rose Mini Agoes Salim, merupakan seorang Psikolog, Dosen, sekaligus Guru Besar di Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia.

Sosok yang akrab disapa Bunda Romi ini menuturkan bahwa kecenderungan remaja mengalami gangguan kesehatan mental disebabkan oleh minimnya pengalaman hidup yang mereka jalani.

“Anak usia remaja seringkali membesarkan masalah yang sebenarnya tidak begitu besar, seperti contohnya adalah ketika sedang putus cinta, seakan-akan dunianya sudah selesai. Seorang yang memiliki kesehatan jiwa yang baik dapat mengatasi masalah di berbagai situasi karena mereka memiliki kemampuan mengenali diri dalam mengelola emosi dan menghadapi tantangan dengan sikap yang tepat,” jelasnya.

Baca Juga: Tiap Sekolah Unik, Pemda Harus Pahami Filosofi Kurikulum Merdeka, Ini Maksudnya

Selanjutnya, Bunda Romi menjelaskan cara untuk mengenali diri sendiri adalah dengan melakukan introspeksi, mencari tahu apakah ada hal yang perlu diperbaiki dalam diri kita.

“Kita dapat meminta masukan dari orang lain yang memiliki pandangan netral untuk melihat sisi yang mungkin belum pernah kita sadari sebelumnya,” ujar Bunda Romi.

Narasumber lainnya, Andhyta Firselly Utami, selaku CEO dari Think Policy, mengatakan bahwa dampak dari perubahan iklim dan pencemaran lingkungan sangat mempengaruhi kesehatan mental seseorang.

 

"Dampak buruk pada kesehatan mental akibat kondisi lingkungan yang tidak mendukung dapat menyebabkan seseorang mengalami perasaan cemas dan gangguan kecemasan. Hal ini secara signifikan dapat mempengaruhi cara berpikir, mengurangi kemampuan untuk berkonsentrasi, serta menurunkan kualitas hidup secara keseluruhan," jelas Andhyta.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbud Ristek

Tags

Terkini

Terpopuler