Jenis Hipertensi pada Kehamilan yang Harus Diketahui oleh Para Wanita

- 13 Juni 2024, 21:00 WIB
Jenis Hipertensi pada Kehamilan yang Harus Diketahui oleh Wanita Hamil
Jenis Hipertensi pada Kehamilan yang Harus Diketahui oleh Wanita Hamil /Pexels/Leah Newhouse/

JURNAL SOREANG - Hipertensi pada kehamilan adalah kondisi tekanan darah tinggi yang terjadi selama kehamilan. Kondisi ini dapat terjadi pada wanita yang sebelumnya tidak memiliki riwayat tekanan darah tinggi. 

Hipertensi pada kehamilan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, antara lain.

  1. Hipertensi Gestasional

Hipertensi yang terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu tanpa adanya proteinuria (protein dalam urine). 

Baca Juga: Teknik Relaksasi dan Manajemen Stres untuk Menurunkan Tekanan Darah Tinggi, Salah Satunya Meditasi

Tekanan darah normal sebelum kehamilan dan kembali normal setelah melahirkan.

  1. Preeklampsia

Preeklampsia merupakan kondisi serius yang ditandai oleh tekanan darah tinggi dan adanya proteinuria setelah usia kehamilan 20 minggu.

Preeklampsia dapat menyebabkan komplikasi serius bagi ibu dan janin jika tidak diobati.

  1. Eklampsia

Eklampsia adalah tahap lanjut dari preeklampsia yang ditandai dengan kejang atau koma pada ibu hamil. 

Eklampsia merupakan kondisi darurat medis yang memerlukan penanganan segera.

  1. Hipertensi Kronis

Wanita yang memiliki tekanan darah tinggi sebelum kehamilan dan kondisi ini berlanjut selama kehamilan.

 Baca Juga: Jelang Laga Pembuka Euro 2024, Timnas Jerman Masih Andalkan Muka-Muka Lama, Berikut Daftarnya

Hipertensi pada kehamilan dapat meningkatkan risiko komplikasi seperti kelahiran prematur, pertumbuhan janin terhambat, preeklampsia berat, dan masalah kesehatan ibu lainnya. 

Penting untuk memantau tekanan darah secara teratur selama kehamilan dan mendapatkan perawatan medis yang tepat jika terjadi hipertensi.

Jika Anda mengalami gejala tekanan darah tinggi selama kehamilan seperti sakit kepala parah, gangguan penglihatan, nyeri perut, atau pembengkakan tangan dan wajah, segera hubungi dokter atau bidan untuk evaluasi dan penanganan yang tepat.***

Editor: Yoga Mulyana

Sumber: American Heart Association


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah