JURNAL SOREANG - Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan meningkatnya kadar asam urat dalam tubuh seseorang.
Oleh karena itu, sebaiknya menghindari faktor yang dapat meningkatkan asam urat dalam tubuh.
Lantas faktor apa saja yang dapat meningkatkan asam urat dalam tubuh, inilah faktor tersebut diantaranya termasuk.
Baca Juga: Lebih Canggih dari MIUI? Vivo Rilis BlueOS, Sistem Operasi Canggih Buatan Sendiri
1. Makanan Tinggi Purin
Makanan yang mengandung tinggi purin, seperti daging merah, seafood, alkohol, dan makanan olahan tertentu, dapat meningkatkan produksi asam urat dalam tubuh.
Oleh karena itu, sebaiknya dihindari atau dikonsumsi dengan batasan.
2. Kondisi Kesehatan
Beberapa kondisi kesehatan tertentu, seperti obesitas, hipertensi, diabetes, dan penyakit ginjal, dapat berkontribusi pada peningkatan kadar asam urat.
3. Genetika
Faktor genetik juga dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk mengeluarkan asam urat secara efisien, sehingga dapat meningkatkan risiko penumpukan asam urat.
4. Obesitas
Kelebihan berat badan dapat menyebabkan peningkatan produksi asam urat dan mengganggu pengeluarannya melalui ginjal.
5. Konsumsi Alkohol
Alkohol, terutama bir dan minuman beralkohol tinggi purin, dapat meningkatkan produksi asam urat dan menghambat pengeluarannya.
6. Efek Samping Obat
Beberapa obat, seperti diuretik, aspirin dosis tinggi, dan obat-obatan tertentu, dapat menyebabkan peningkatan kadar asam urat dalam tubuh.
Baca Juga: Spesifikasi dan Harga Vivo Y100 5G di Indonesia 2024
7. Gaya Hidup
Kurangnya aktivitas fisik, stres, kurang tidur, dan kebiasaan merokok juga dapat berkontribusi pada peningkatan kadar asam urat.
Penting untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab peningkatan kadar asam urat dalam tubuh dan mengambil langkah-langkah untuk mengelolanya.
Perubahan gaya hidup, seperti mengkonsumsi makanan rendah purin, berolahraga teratur, menghindari alkohol, dan menjaga berat badan yang sehat, dapat membantu mengurangi risiko penumpukan asam urat dan mencegah komplikasi yang terkait dengan kondisi ini.
Konsultasikan dengan dokter untuk diagnosis yang tepat dan rencana pengelolaan yang sesuai.***